Desain Baju untuk Kuliah Kerja Nyata

on Jumat, 24 Februari 2017
Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan beberapa desain baju yang mungkin bisa dijadikan refrensi untuk membuat baju KKN biar kompakan gitu.

Link downloadnya dibawah yah...



Desain Spanduk Kuliah Kerja Nyata

Tak lengkap rasanya bila tidak membagikan berkas yang bisa bermanfaat. Untuk kali ini saya akan membagikan berkas yang berupa desain spanduk agar bisa digunakan untuk menandai posko nantinya.

Tanpa panjang lebar silakan download di link dibawah ini :


Tips-tips untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) UPI

Intro

Halo guys setelah lama gk nulis akhirnya nulis lagi juga di blog ini. Rasanya udah banyak sarang laba-laba disini tapi aku akan bersihkan dengan postingan ini.

Pada bulan Juni 2016 lalu saya dan bersama teman saya melaksanakan satu amanah dari sebuah mata kuliah yang bernama Kuliah Kerja Nyata untuk mengabdi ke masyarakat sekitar sesuai dengan tempat KKN kita. Mengapa saya menulis artikel ini? Karena saya ingin berbagi beberapa tips untuk pembaca agar bisa memiliki persiapan yang matang ketika KKN dimulai.

KKN merupakan suatu matakuliah di UPI yang memiliki bobot 2 SKS. Matakuliah ini mewajibkan kita untuk mengabdi di tempat KKN masing-masing selama kurang lebih 40 hari. Sewaktu jaman saya dulu karena mulai Juni 2016 maka ada libur karena terpotong lebaran tetapi tetap waktunya 40 hari.

Alur dari KKN secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Mengontrak mata kuliah KKN
2. Buka situs KKN UPI
3. Lakukan Login
4. Pilih tempat KKN yang diinginkan mulai dari Wilayah Kota/ Kabupaten, Kecamatan yang nantinya ditampilkan oleh sistem.
Note : Saya lupa screenshot tampilannya karena waktu itu sangat cepat sekali harap maklum :D
5. Setelah memilih anda diberikan pilihan apakah yakin? lalu klik simpan maka anda sudah terdaftar pada Wilayah yang diinginkan.

Untuk mengetahui wilayah yang tersedia biasanya terdapat di Lokasi KKN UPI.
Tunggu saja ketika waktunya pasti lokasi tersebut di update oleh pihak Universitas.

Nampak mudah bukan? Itu hanya nampaknya pada kenyataannya akan banyak persaingan dan merasakan sensasi yang hanya bisa dirasakan ketika saat itu. Seperti adenarlin sedang dipacu ketika naik Roller Coaster hehehe. Oleh dari itu saya akan berikan beberapa tips yang mungkin berguna untuk pembaca untuk mempersiapkan KKN agar lebih baik.

TIPS

Sebagian dari kita mungkin tidak bisa secara langsung klop dengan orang yang baru saja kita kenal dan bagaimana kita bisa bekerjasama dengan waktu 40 hari untuk memberikan suatu ke masyarakat yang bisa bertahan lama bukan sekedar saat ada KKN saja. Kita harus bisa bekerjasama dengan baik dengan rekan-rekan KKN untuk melaksanakannya karena KKN bukan tentang KAMU tetapi tentang TEAM.

Maka dari itu ajaklah beberapa rekan yang sudah klop atau istilahnya soulmate kita untuk bekerjasam di tempat KKN yang sama. Memang bisa mendapatkan tempat yang sama? Bisa asal memiliki keberuntungan dan tau tips nya.

Tipsnya yaitu :
1. Berdoa dan berkeyakinan dimanapun di tempatkan akan memberikan manfaat bagi sekitar.

2. Pastikan anda bersama teman anda berada di tempat yang sama agar memudahkan memilih lokasi KKN. Pada saat pendaftaran server akan sering down karena akses yang secara langsung oleh banyaknya mahasiswa.

3. Pastikan teman yg ada ajak untuk jadi satu kelompok itu berbeda jurusan. Karena satu kelompok tidak ada yg 1 jurusan, hanya 1 org per jurusannya di kelompok itu baik yg pendidikan ataupun yg nondik.

4. Pastikan koneksi anda lancar dan stabil. Ingat yah lancar dan stabil saja cukup tidak perlu cepat.

5. Pilih tempat yang nyaman. Saran saya lebih baik jangan di tempat yang banyak mahasiswa yang sedang berburu tempat KKN juga. Lebih baik ke tempat yang rada sepi karena terbukti ketika banyak mahasiswa disitu dan ada yg sudah bisa buka situs sedangkan anda belum, anda akan merasakan kepanikan dan pikiran pun tidak tenang

6. Bawa lebih dari 1 perangkat. Maksudnya bawa misal 1 Laptop dengan 1 Smartphone. Karena pengalaman saya ketika server down dan diakses di laptop itu susah sekali sedangkan ketika membukanya dengan Smartphone sungguh cepat beneran deh. Saya menggunakan smartphone dengan OS Android ketika itu.
Mungkin kalau saya menggunakan OS Linux saat itu di laptop mungkin akan lebih cepat aksesnya. Kalau diantara pembaca mempunyai OS Linux di laptonya atau dualboot saya sarankan menggunakan yang Linux daripada Windows untuk mendaftar KKN ini.

7.  Bila mencoba di laptop tidak bisa jangan panik. Segera mengambil smartphone anda untuk mengakses website tersebut.

8. Sebelum memilih tempat baiknya mengetahui situasi lokasi tersebut dari kaka tingkat yang pernah KKN disana. Inilah fungsinya berorganisasi dan berbaur di lingkungan kampus, tanya jauh-jauh hari tentang tempat tersebut.

9. Agar anda bersama teman anda itu bisa bersama klik lah secara bersamaan ketika telah memilih tempat KKN. Setelah itu berdoalah karena pemasukan data pada data tempat tersebut yang tercepat yang masuk data itu yang terdaftar. Biasanya suatu lokasi sudah ditentukan berapa kapasitasnya.

10. Bila gagal bersama teman anda tersebut tetap tersenyum yah.  Karena dimanapun tempat KKN serta siapaun teman anda, anda tetap akan mempunyai cerita tersendiri percaya deh. Jauh dari keramaian kota dan berbaur serta memberikan manfaat bagi warga sekitar itu luar biasa rasa kepuasaan batin anda. Rasanya susah diungkapkan tetapi anda akan berpikir banyak disana serta medewaskan diri.

11. Nah setelah terdaftar cepat-cepatlah kontak teman KKN anda. Karena nantinya akan ada menu hasil yang berisi siapa dosen pembimbing anda serta nama teman-teman kelompok anda. Jumlah anggota Kelompok tidak tentu sesuai kebutuhan lokasi.


Nah segitu saja tips-tips dari saya untuk mendaftar KKN. Semoga bermanfaat. Btw untuk tema dan lain halnya bisa dicek di website KKN UPI  untuk mengetahui detail dari setiap tema yang ada.

Dan pesan saya dimanapun tempat KKN anda semoga anda senang menjalaninya dan memberi manfaat bagi sekitar. KKN itu tanda awal anda sudah masuk semester akhir. Jadi tambahlah teman dari KKN ini sebelum anda berhadapan dengan Skripsi dll.

Terimakasih~~

Buku E-Business and E-Commerce Management

on Sabtu, 05 Maret 2016
Wow sudah lama gak posting nih, berhubung ada kuota kali ini aku mau bagi-bagi buku yang berguna banget buat kalian yang bergelut di bidang manajemen ataupun bidang sistem informasi. Buku dari dave chaffey ini berguna banget ko apalagi kalau mau belajar tentang E-business ataupun E-Commerce.

Mau tau kan bedanya dari E-Business atau E-Commerce atau mau tau dalemnya dunia itu kaya gimana?

Langsung download aja dibawah ini gan

DOWNLOAD

Tutorial memberi teksture pada sphere

on Sabtu, 12 Desember 2015
1. Bukalah codeblock kalian dan buat file seperti biasa.
2. Lalu buatlah file imageloader.h untuk fungsi me load gambar jenis bmp, source codenya seperti dibawah ini


#ifndef IMAGE_LOADER_H_INCLUDED
#define IMAGE_LOADER_H_INCLUDED

//Represents an image
class Image {
 public:
  Image(char* ps, int w, int h);
  ~Image();

  /* An array of the form (R1, G1, B1, R2, G2, B2, ...) indicating the
   * color of each pixel in image.  Color components range from 0 to 255.
   * The array starts the bottom-left pixel, then moves right to the end
   * of the row, then moves up to the next column, and so on.  This is the
   * format in which OpenGL likes images.
   */
  char* pixels;
  int width;
  int height;
};

//Reads a bitmap image from file.
Image* loadBMP(const char* filename);

#endif
3.  Lalu buat file imageloader.cpp nya


#include 
#include 

#include "imageloader.h"

using namespace std;

Image::Image(char* ps, int w, int h) : pixels(ps), width(w), height(h) {

}

Image::~Image() {
 delete[] pixels;
}

namespace {
 //Converts a four-character array to an integer, using little-endian form
 int toInt(const char* bytes) {
  return (int)(((unsigned char)bytes[3] << 24) |
      ((unsigned char)bytes[2] << 16) |
      ((unsigned char)bytes[1] << 8) |
      (unsigned char)bytes[0]);
 }

 //Converts a two-character array to a short, using little-endian form
 short toShort(const char* bytes) {
  return (short)(((unsigned char)bytes[1] << 8) |
        (unsigned char)bytes[0]);
 }

 //Reads the next four bytes as an integer, using little-endian form
 int readInt(ifstream &input) {
  char buffer[4];
  input.read(buffer, 4);
  return toInt(buffer);
 }

 //Reads the next two bytes as a short, using little-endian form
 short readShort(ifstream &input) {
  char buffer[2];
  input.read(buffer, 2);
  return toShort(buffer);
 }

 //Just like auto_ptr, but for arrays
 template
 class auto_array {
  private:
   T* array;
   mutable bool isReleased;
  public:
   explicit auto_array(T* array_ = NULL) :
    array(array_), isReleased(false) {
   }

   auto_array(const auto_array &aarray) {
    array = aarray.array;
    isReleased = aarray.isReleased;
    aarray.isReleased = true;
   }

   ~auto_array() {
    if (!isReleased && array != NULL) {
     delete[] array;
    }
   }

   T* get() const {
    return array;
   }

   T &operator*() const {
    return *array;
   }

   void operator=(const auto_array &aarray) {
    if (!isReleased && array != NULL) {
     delete[] array;
    }
    array = aarray.array;
    isReleased = aarray.isReleased;
    aarray.isReleased = true;
   }

   T* operator->() const {
    return array;
   }

   T* release() {
    isReleased = true;
    return array;
   }

   void reset(T* array_ = NULL) {
    if (!isReleased && array != NULL) {
     delete[] array;
    }
    array = array_;
   }

   T* operator+(int i) {
    return array + i;
   }

   T &operator[](int i) {
    return array[i];
   }
 };
}

Image* loadBMP(const char* filename) {
 ifstream input;
 input.open(filename, ifstream::binary);
 assert(!input.fail() || !"Could not find file");
 char buffer[2];
 input.read(buffer, 2);
 assert(buffer[0] == 'B' && buffer[1] == 'M' || !"Not a bitmap file");
 input.ignore(8);
 int dataOffset = readInt(input);

 //Read the header
 int headerSize = readInt(input);
 int width;
 int height;
 switch(headerSize) {
  case 40:
   //V3
   width = readInt(input);
   height = readInt(input);
   input.ignore(2);
   assert(readShort(input) == 24 || !"Image is not 24 bits per pixel");
   assert(readShort(input) == 0 || !"Image is compressed");
   break;
  case 12:
   //OS/2 V1
   width = readShort(input);
   height = readShort(input);
   input.ignore(2);
   assert(readShort(input) == 24 || !"Image is not 24 bits per pixel");
   break;
  case 64:
   //OS/2 V2
   assert(!"Can't load OS/2 V2 bitmaps");
   break;
  case 108:
   //Windows V4
   assert(!"Can't load Windows V4 bitmaps");
   break;
  case 124:
   //Windows V5
   assert(!"Can't load Windows V5 bitmaps");
   break;
  default:
   assert(!"Unknown bitmap format");
 }

 //Read the data
 int bytesPerRow = ((width * 3 + 3) / 4) * 4 - (width * 3 % 4);
 int size = bytesPerRow * height;
 auto_array pixels(new char[size]);
 input.seekg(dataOffset, ios_base::beg);
 input.read(pixels.get(), size);

 //Get the data into the right format
 auto_array pixels2(new char[width * height * 3]);
 for(int y = 0; y < height; y++) {
  for(int x = 0; x < width; x++) {
   for(int c = 0; c < 3; c++) {
    pixels2[3 * (width * y + x) + c] =
     pixels[bytesPerRow * y + 3 * x + (2 - c)];
   }
  }
 }

 input.close();
 return new Image(pixels2.release(), width, height);
}
4.Setelah tahap itu buatlah main.cpp yang berisi, dan tampilannya sebagai berikut



#include 
#include 
#include 
#include 
#include "imageloader.h"

using namespace std;

void handleKeypress(unsigned char key, int x, int y) {
 switch (key) {
  case 27: //Escape key
   exit(0);
 }
}
//Makes the image into a texture, and returns the id of the texture
GLuint loadTexture(Image* image) {
 GLuint textureId;
 glGenTextures(1, &textureId); //Make room for our texture
 glBindTexture(GL_TEXTURE_2D, textureId); //Tell OpenGL which texture to edit
 //Map the image to the texture
 glTexImage2D(GL_TEXTURE_2D,                //Always GL_TEXTURE_2D
     0,                            //0 for now
     GL_RGB,                       //Format OpenGL uses for image
     image->width, image->height,  //Width and height
     0,                            //The border of the image
     GL_RGB, //GL_RGB, because pixels are stored in RGB format
     GL_UNSIGNED_BYTE, //GL_UNSIGNED_BYTE, because pixels are stored
                       //as unsigned numbers
     image->pixels);               //The actual pixel data
 return textureId; //Returns the id of the texture
}

GLuint _textureId; //The id of the textur
GLUquadric *quad;
float rotate;
void initRendering() {
 glEnable(GL_DEPTH_TEST);
 //glEnable(GL_LIGHTING);
 //glEnable(GL_LIGHT0);
 glEnable(GL_NORMALIZE);
 glEnable(GL_COLOR_MATERIAL);
 quad = gluNewQuadric();

 
}
void handleResize(int w, int h) {
 glViewport(0, 0, w, h);
 glMatrixMode(GL_PROJECTION);
 glLoadIdentity();
 gluPerspective(45.0, (float)w / (float)h, 1.0, 200.0);
}
void drawScene() {
 glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT | GL_DEPTH_BUFFER_BIT);

 glMatrixMode(GL_MODELVIEW);
    glLoadIdentity();

 glTranslatef(0.0f, 1.0f, -16.0f);

 glEnable(GL_TEXTURE_2D);
 glBindTexture(GL_TEXTURE_2D, _textureId);

 //Bottom
 glTexParameteri(GL_TEXTURE_2D, GL_TEXTURE_MIN_FILTER, GL_NEAREST);
 glTexParameteri(GL_TEXTURE_2D, GL_TEXTURE_MAG_FILTER, GL_NEAREST);
 //glTexParameteri(GL_TEXTURE_2D, GL_TEXTURE_MIN_FILTER, GL_LINEAR);
 //glTexParameteri(GL_TEXTURE_2D, GL_TEXTURE_MAG_FILTER, GL_LINEAR);
 glRotatef(90,1.0f,0.0f,0.0f);
 glRotatef(rotate,0.0f,0.0f,1.0f);
 gluQuadricTexture(quad,1);
    gluSphere(quad,2,20,20);

 glutSwapBuffers();
}
void update(int value)
{
    rotate+=2.0f;
    if(rotate>360.f)
    {
        rotate-=360;
    }
    glutPostRedisplay();
    glutTimerFunc(25,update,0);
}
int main(int argc, char** argv) {
 glutInit(&argc, argv);
 glutInitDisplayMode(GLUT_DOUBLE | GLUT_RGB | GLUT_DEPTH);
 glutInitWindowSize(800, 800);

 glutCreateWindow("Textures");
 initRendering();

  glutTimerFunc(25,update,0);

 glutDisplayFunc(drawScene);
 glutKeyboardFunc(handleKeypress);
 glutReshapeFunc(handleResize);

 glutMainLoop();
 return 0;
}

maka tampilannya akan seperti berikut


5. Tambahkan fungsi berikut pada void initRendering(), simpan di paling bawah void tersebut
Image* image = loadBMP("D:\\bumi.bmp");
 _textureId = loadTexture(image);
    delete image;
maka tampilannya akan seperti berikut
download file untuk gambarnya disini yah Click here
Simpan file bumi.bmp nya di direktori D:

Tutorial Konfigurasi Wireless Access Point Linksys WAP54G

on Minggu, 25 Oktober 2015



Kalau kita mau membuat suatu koneksi jaringan dengan menggunakan media transmisi nirkabel, maka satu perangkat yang kita butuhkan adalah Access Point. Access Point banyak beredar di pasaran dengan berbagai fitur dan spesifikasi yang ditawarkan. Salah satu merek yang paling populer adalah yang dikeluarkan oleh vendor Cisco, yaitu Linksys. Kali ini kita bahas fitur apa saja yang terdapat pada Access Point Linksys ini. Tipe yang akan dibahas adalah tipe WAP54G, berikut ini penampakannya.







Untuk konfigurasinya kita harus mengikuti beberapa tahap seperti dibawah ini,

1. Hubungkan AP dengan sumber listrik dengan menggunakan kabel adaptor.
Setelah terhubung, lampu indikator pada AP akan menyala.

2. Reset Access Point (AP), dengan cara meng-klik tombol reset yang ada pada
AP selama 30 detik sampai lampu pada AP mati dan kemudian menyala kembali.







3. Kemudian, cari network conection yang bernama sesuai dengan AP yang
digunakan (linksys), lalu klik connect untuk menghubungkan PC dengan AP.

4. Lalu, atur networknya agar satu network dengan network AP. Klik kanan pada
icon sinyal di Notification Area Icon, kemudian pilih Open Network and Sharing Center




5. Akan muncul tampilan Network and Sharing Center. Kemudian pilih, change adapter settings untuk mengatur konigurasinya.



6. Akan muncul tampilan jendela Network Connections. Pilih Wi-Fi untuk
mengatur network agar berada pada network yang sama dengan AP. Bisa
double-klik atau klik kanan kemudian pilih properties.



7. Akan muncul kotak dialog, kemudian pilih Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4). Bisa double-klik atau klik properties.





8. Lalu pilih Use the following IP address agar IP address dapat diisi secara
manual. Isi IP Address yang satu network dengan Access Point Linksys
(default IP Address: 192.168.1.245; dapat di lihat di kemasan AP, ataupun di
fisik AP). Kemudian isi subnet mask sesuai kelas nya, dan klik ok.




9. Setelah itu, buka browser dan ketikan IP address default dari AP
(192.168.1.245) pada Address bar. Dan akan muncul kotak dialog yang
meminta Username dan Password untuk masuk ke pengaturan konfigurasi
Access Point Linksys ini (default username: <kosongkan>, password: admin;
dapat dilihat di kemasan atau fisik dari AP). Kemudian klik Log In.

10. Sekarang kita langsung coba jelaskan konfigurasi AP ini. Untuk dapat memasuki halaman konfigurasi AP kita harus menghubungkan AP dengan PC kita. Secara default, AP Linksys ini diberii IP 192.168.1.245. Maka untuk dapat terkoneksi dengan IP tersebut, beri PC kita yang satu network misalnya 192.168.1.10. Setelah konek, buka web browser dan masuk ke 192.168.1.245. Saat ada dialog box yang muncul meminta username dan password, isi saja admin untuk password. Setelah itu, muncul halaman web berikut.




Halaman yang muncul pertama adalah subbagian Network Setup pada menu Setup. Pada bagian ini, kita bisa mengganti nama AP (bukan SSID tetapi nama AP). Kita juga dapat merubah tipe IP untuk AP ini, apakah static atau dinamic. Static merupakan isi defaultnya, dengan Static IP ini kita memberikan IP secara manual pada AP. Kalau kita pilih Dinamic IP, maka AP akan menerima IP dari DHCP Server.

Selanjutnya, masih pada menu Setup tapi kita bergeser ke submenu AP Mode. Seperti inilah tampilannya.



Pada submenu ini, kita dapat merubah tipe dari AP yang akan digunakan. Ada empat jenis tipe, yaitu Access Point, Access Point Client, Repeater, dan Access Point Bridge.
  1.  Mode Access Point merupakan mode defaultnya. Dengan mode ini, AP menghubungkan banyak perangkat secara nirkabel. Mode ini bekerja mirip dengan perangkat Switch jika media transmisi yang digunakan berkabel.
  2. Mode Access Point Client akan membuat AP terhubung dengan AP lainnya saja, tidak untuk menyebar koneksi ke perangkat lain. AP akan menjadi client dari AP lainnya.
  3. Mode Repeater menjadikan AP sebagai penguat sinyal dari AP lainnya, sama dengan cara kerja repeater biasanya
  4. Mode Access Point Bridge mirip dengan mode Access Point, namun pada mode ini AP akan bekerja sebagai bridge.

11. Sekarang kita beralih ke Menu Wireless. Saat menu wireless ini dipilih, halaman yang pertama muncul merupaka submenu Basic Wireless Setting.



Hal yang bisa kita atur pada submenu ini adalah:

  1. Mode. Di sini kita bisa memilih mode teknologi wireless yang digunakan oleh AP. Apakah tipe B, G, atau keduanya (mixed).  Kalau kita pilih Wireless B only, maka perangkat yang bisa terhubung dengan AP ini hanya perangkat dengan teknologi wireless B saja, begitu pula kalau kita pilih Wireless G only. Jadi, sebaiknya pilih mixed supaya lebih fleksibel.
  2. SSID bagian ini menentukan nama yang akan tertangkap oleh perangkat wireless yang mendapat sinyal dari AP kita.
  3. Channel media koneksi wireles terbagi ke dalam beberapa channel supaya tidak saling mengganggu. Sesuaikan channel dengan perangkat wireless lain yang ada di sekitar AP yang kita pasang supaya tidak saling bertabrakan
  4. SSID Broadcast kalau bagian ini didisable, maka AP kita akan tersembunyi dan hanya orang-orang yang tahu nama SSID kita saja yang dapat terkoneksi dengan AP kita.

12. Selain itu, ada juga submenu Wireless Security yang digunakan untuk meningkatkan keamanan jaringan dan perangkat wireless kita.



Disini, kita dapat memilih mode security untuk mengamankan jaringan dan perangkat wireless kita, diantaranya:


  •     WEP
  •     WPA Personal
  •     WPA 2 Personal
  •     WPA 2 Enterprise
  •     WPA 2 Mixed
  •     WPA Enterprise
  •     Radius
Perbedaan dari semua mode security diatas terdapat pada metode enkripsi passwordnya, kecuali pada mode Radius. Jika kita pilih Radius, maka kita harus siapkan sebuah Radius Server untuk memfilter perangkat yang dapat terhubung ke internet dengan menggunakan AP kita.

Misalnya, kita pilih jenis security WPA2-Personal. Akan diminta memasukan passphrase, ini adalah password ketika AP kita akan diakses orang lain.



13. Selanjutnya, beralih ke submenu Wireless MAC Filter.



Kalau kita enable-kan fitur ini, maka ada dua jenis filter yang dapat dipilih, yaitu Prevent atau Allow. Prevent akan mencegah daftar MAC Address yang kita masukkan ke list supaya tidak dapat terkoneksi. Sebaliknya, Allow hanya akan membuat MAC Address yang ada pada list yang bisa terkoneksi.

Masih ada satu lagi submenu yang terdapat pada menu Wireless, yaitu Advanced Setting. Sesuai namanya, submenu ini digunakan untuk konfigurasi lanjutan, seperti Transmission Rate, pemilihan antena, dsb.

14. Sekarang, kita beralih ke Menu Administration.



Dalam menu ini, kita bisa merubah password yang dapat digunakan untuk melakukan akses ke halaman administrasi Access Point, konfigurasi SNMP yang digunakan oleh jaringan wireless kita, pencatatan log, hingga merubah keonfigurasi ke setingan dari pabrik dan mengupdate firmware yang digunakan.

15. Menu Status, yang tampilan halamannya terlihat seperti pada gambar berikut ini.



Pada menu ini terdapat dua submenu, yaitu menu Local Network dan menu WIreless Network. Pada submenu Local Network, kita dapat melihat hasil konfigurasi yang kita lakukan mengenai koneksi dengan jaringan LAN seperti IP dan netmask yang digunakan, serta default gatewaynya. Selain itu, kita juga dapat melihat MAC Address milik interface port LAN yang ada pada AP ini serta versi firmware yang digunakan. Sementara pada submenu Wireless Network, kita dapat melihat setingan yang kita berikan sebelumnya, yaitu konfigurasi mengenai mode, SSID, channel yang digunakan, tipe security, dan apakah SSIDnya dibroadcast atau tidak. Selain itu, kita juga dapat melihat MAC Address yang digunakan AP ini.

16. Setelah selesai menyeting AP, kemudian klik save setting yang ada pada bagian bawah kotak dialog. Dan pastikan AP terhubung pada jaringan internet dengan menghubungkan AP dengan kabel LAN yang terhubung dengan internet.

17. Untuk menyambungkan dengan access point yang telah kita buat kita bisa mencarinya di menu bar di windows lalu klik pada nama access point yang telah dibuat lalu masukan password bila diperlukan.